Jumat, 05 Juni 2020

SDIT Insantama Pencetak Pemimpin dan Pemikir Masa Depan


Hampir Tiga tahun yang lalu, tepatnya Bulan Juni 2017 saya memutuskan untuk memilih sekolah Islam terpadu buat anakku yang sulung Kak Zaza. Tepatnya di SDIT Insantama Pontianak yang merupakan cabang dari Insantama Bogor. Bukan tanpa alasan memilih sekolah ini setelah ada beberapa alternatif yang ditawarkan oleh suami dan juga keluarga besarku. Bersama si sulung yang saat itu baru berusia 6 tahun 10 bulan browsing tentang SDIT Insantama, dan juga setelah mendapatkan referensi dari seorang mentor yaitu kak Yeni akhirnya kami menemukannya baik dari Youtube maupun dari Sosial Media lainnya. kak zaza semakin tertarik untuk sekolah disini. Ketertarikannya karena metode belajarnya sangat menarik, konsepjoyfull learning ditemukan di sekolah ini. Selain itu, nilai-nilai agama juga menjadi point penting dalam pengajarannya yang diimplementasikan dalam kurikulum sekolah. Penting bagi saya dan suami untuk memberikan penddikan yang berkualitas untuk anak-anak terutama pendidikan agama. Pendidikan agama yang tidak hanya tertuang dalam sylabus dan RPP saja, tetapi menjadi pedoman dan teraktualsasi dalam diri anak-anak nanti.

Alahmdulillah, hari ini saya beserta suami sudah menerima hasilnya. Perlahan serta istiqomah, perubahan Zaza semakin baik. Yang awalnya tidak banyak hapalan, sekarang hapalan semakian banyak dan semakin rajin menghapal, tidak hanya itu Zaza juga belajar terjemahannya serta sangat mencintai Al Qur'an. Pernah suatu kali, Zaza mengaji surah-surah pendek di Juz 30, saking fokusnya,adiknya yang paling kecil " Nae" yg berumur 1 tahun, menarik selembar dari Al qur'an karena ingin melihat apa yang kakaknya baca dan akhirnya robek sedikit. Serta merta Zaza langsung menangis tersedu-sedu, karena takut Allah marah karena tidak menjaga Al-Qur'an dengan baik. Dengan sekuat tenaga saya meredakan tangisannya, dengan menjelaskan, kalau adiknya tidak sengaja karena belum mengerti, dan Kak Zaza juga tidak salah karena kakak lagi fokus membaca Al-Qur'an. Agak lama dia menangis dan mereda tangisannya dengan mendekap Al-Qur'an tersebut dan bilang, " Ya Allah, InsyaAllah,Zaza bejanji akan selalu menjaga dan membaca Al-Qur'an ini sampai kakak menjadi hafizah ". Saya yang mendengarnya, tersenyum dan mengaamiinkan perkataannya. MasyaAllah, saya sangat terharu terhadap kejadian itu.Anak permpuanku tumbuh dengan mencintai Al-Qur'an.

Untuk urusan sholat lima waktu, sudah tidak susah lagi menyuruhnya. Kak Zaza sudah tumbuh kesadaran bahwa sholat lima waktu itu hukumnya wajib dan merupakan dosa besar kalau ditinggalkan. Walaupun kadang harus diingatkan dulu kalau sudah waktu sholat. Tapi sudah tidak ada penolakan atau kata-kata " Ntar lok mi ". Insya Allah untuk ibadah wajib kak Zaza sudah tahu apa yang harus dilakukannya.

Banyak sekali perubahan-perubahan baik yang terjadi pada diri Zaza semenjak sekolah di Insantama. Untuk itulah ditahun kedua kemarin, kami memasukkan kembali anak kami yang no 2 yaitu Zizi. Zizi juga kami beri kesempatan saat itu untuk memilih sekolah. Karena saat TK banyak sekali teman sekelasnya yang bersekolah di SD Negeri dekat rumah kami termasuk kawan dekatnya. Abinya juga mengajak sekolah ditempat Abinya mengajar. Zizi tetap memilih Insantama ikut kakaknya. Saya mengatakan, konskensinya adalah dek Zizi tidak akan banyak dapat teman bermain ya di sekolah, karena siswanya masih sedkit beda dengan sekolah yang teman dek Zizi masuki. Saya mengatakan itu, karena Zizi typical orang yang suka bergaul dan bermain, dia suka keramaian beda dengan Kak Zaza  yang lebih suka sendiri atau mencari kesibukan sendiri daripada keramaian. Zizi tetap keukeh dengan pendiriannya tetap memilih Insantama. 

Perubahan demi perubahan yangn amazing terjadi pada pribadi anak-anak kami. Zizi yang kritis selalu memprotes setiap prilaku yang bertentangan dengan agama. Zizi memang frontal,dia akan akan blak-blakan mengatakan sesuatu yang menurut pandangan dan pemahamannya itu tidak baik dan dilarang agama. Pernah suatu hari, Kakak sepupunya main seharian di rumah karena rumahnya memang berdekatan dengan rumah kami. Saat waktu sholat tiba, Zaza dan Zizi sholat tapi sepupunya tidak sholat. Selalu di ajak tetapi selalu ditolak dengan banyak alasan. Zizi yang merasa geram, langsung bilang, " kakak tahu dak, amalan yang pertama kali dihisab di akhirat kelak adalah sholat, meninggalkan sholat dosa besar, dosa besar tidak diampunkan Allah kalau tidak bertaubat, Kalau main di Rumah zizi harus sholat ". Kakaknya menjawab, banyak sekali peraturan di rumah ini. Dan akhirnya mereka berdepat panjang,yang ujung-ujungnya kakak sepupunya memilih pulang. Pernah juga,Zizi membantah perkataan neneknya yang sering melarang sesuatu tapi tanpa dasar, dan Zizi bilang apakah ada dalilnya dalam Al Qur'andan dicontohkan oleh Rasulullah ? Semua kejadian-kejadian itu membuatku terkagum-kagum, betapa hebatnya sekolah Insantama telah menanamkan pemahaman Islam kepada anak-anakku. 

Guru-guru yang kreatif serta sabar dalam mendidik dan membina mereka sehingga tumbuh menjadi anak-anak yang sholeha juga berperan besar.  Para guru dengan lemah lembut namun bijaksana memberikan contoh yang membentuk karakter anak-anak jadi juga lebih lemah lembut. Mereka keras dalam perkara yang dilarang agama dan lembut dalam menjalankan semua syari'at. Anak-anakku adalah investasi akhirat dan menjadi jembatan menuju Surganya  Allah dan semoga kelak mereka menjadi penyejuk untuk orang-orang yang ada disekitar mereka. Aamiin Alahumma aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar