Bergelar seorang IBU tidaklah gampang. Karena sosok itulah yang memiliki tanggung jawa besar dalam menentukan generasi hebat dimasa mendatang. Dengan sistem sekuler yang diterapkan pada masa ini yang memisahkan agama dengan kehidupan, menjadikan tantangan dan tanggung jawab itu semakin berat. DI sistem ini yang namanya Perundungan, Narkoba, Pergaulan Bebas, Perjudian, Miras, Pembegalan kerap terjadi bahkan selevel anak Pejabat Tinggi Negara bisa melakukan hal itu ? Ingat kan bun kasus Penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat dari Dirjen Pajak ? Padahal kalau mau dilihat dari segi ekonomi kurang apa coba ? dan Bun....sadar gak sih, Kalau kita sekarang sedang dijajah yang namanya sistem SEKULER KAPITALIS itu ? Duuuuh berat juga ya bahasanya ? Makhluk apakah itu ? Gini nih bun, sekuler itu memisahkan antara aturan agama dengan kehidupan, kapitalis itu bun orientasinya materi gak pandang halal dan haramnya yang penting untung aja yang gede pdahal di dalam Islam ada etika kan dalam bermuamalah. Nah dua makhluk itu bukanlah berasal dari negeri tercinta kita ini tetapi bawaan dari barat sono, dulu jaman SMA ada ne bun belajar ini yang jurusan IPS atau SMK Jurusan Akutansi dan sejenisnya lah pasti tahu.....Semenjak 2 makhluk ini masuk ke Indonesia tatanan kehidupan kita kacau balau bun, terutama yang menjadi korban adalah generasi penerus kita. Lewat apa bun ? Buaanyak, belonggok longgok kate orang Pontianak bilang.
Ne bun saya bisikin ya,
Sekuler Kapitalis menyerang generasi penerus yang kita cintai ini bisa lewat Sistem
Pendidikan. Kok bisa? bisa bun,sistem pendidikan kita cenderung pada prinsip
materialisme yaitu FOKUS menjadi PENCARI KERJA sehingga
wajar jika kini tidak sedikit di antara kaum pemuda yang hanya fokus pada
capaian individu, hanya mengejar eksistensi diri dan kumpulan materi saja bun, bahkan
mengbaikan adab, padahal adab sebelum berilmu itu penting ya bun. Susah bun mau
cari sekolah buat anak-anak kita yang ngedepanin adab baru ilmu.
Para pemuda kita bun sengaja disibukkan dengan perkara-perkara
dunia, lupa akan peran mereka sebagai agen perubahan yang sebenarnya. Belum
lagi arus liberaliasi melalui 5F bun, yaitu fun, food, fashion, film, faith dan
1S ‘sing’ yang juga begitu deras diaruskan, semakin membuat generasi kita
terlena.
Peran
pemuda telah terdistorsi. Orientasi hidup mereka saat ini diarahkan pada
kehidupan yang materialistis, sekuler dan liberal. Mereka berlomba-lomba untuk
mengejar kebahagian materi tanpa mengindahkan aturan agama. Sehingga muncullah
para pemuda labil dan alay, yang tidak memiliki standar jelas dalam pengambilan
keputusan hidupnya, banyak kan bun pemuda-pemuda viral karena keanehan
hidupnya. Yang jauuuuuuh sekali dari kata Pemuda Tangguh. Dampaknya pun
bermunculan, dari meningkatnya kasus bunuh diri, penggunaan narkoba, seks bebas,
perjudian, perundungan dan beragam
tindak kriminal lainnya sebagi dampak dari pemikiran pemuda yang telah rusak
itu.
Ada
lagi bun, Sistem Sekuler Kapitalis menyerang generasi penerus melalui Kebijakan
yang Pemerintah buat, contohnya ne bun,aplikasi tik tok pernah diblokir di
Indonesia oleh Kominfo kemudian dibuka kembali setelah petinggi tik tok dari
China mendatangi Menteri Kominfo Rudiantara, alhasil, saat ini banyak generasi
penerus menghabiskan waktunya di platform tsb. Ada lagi aplikasi-aplikasi judi
online, banyak pemuda kita yang jadi pemalas hanya menggantungkan hidupnya dari
judi online tsb. Ampuuuuuun deh bun, bagaimana negara ini kedepannya kalau
pemudanya lahir dengan seonggok pemikiran yang rusak. Sistem sekuler kapitalis
telah dengan nyata tidak bisa membentuk generasi yang berkualitas.
Bun,
kita sebagai perisai pertama di rumah hendaknya jangan terlena dengan apa yang
sedang kita jalani sekarang, sibuk memasak, mengurus anak dan suami, mengurus
dagangan kita bagi yang sedang menjalaninya like me bun....saya jualan online
tapi terus ngingatin diri spaya jangan terlena dengan rutinitas ini. Bersyukur
memiliki teman2 yang selalu ngajakin sharing dan Saling bagi info. Pentingkah
Bun ? Penting banget....dunia anak2 kita sekarang lebih banyak dikendalikan
oleh gadget, lengah saja kita mengawasinya kita akan ketinggalan jauuuuuh bun.
Lebih pintaran mereka dibandingkan kita kalau soal penguasaan gadget. Makanya
kita harus ikut style mereka sekarang. Ibu itu harus pintar segala-galanya bun.
Ibu itu harus sehe menggali ilmu supaya generasi yang dicetaknya menjadi
generasi cerdas penuh manfaat. Mereka akan copy paste kita bun....dari bicara,
bertindak, berfikir sampai kepada mengambil keputusan. Betapa pentingnya
mencontohkan mereka hal-hal yang positif. Bun, betapa benarnya kalimat bijak
ini “ Orang Tua Yang Pura-pura Sholeh akan menjadikan anak-anak yang juga
pura-pura sholeh “.
Saya
yakin banget, Setiap bunda pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya dan
tidak ingin anaknya terjerumus dalam kerusakan. Melarang mereka untuk tidak
bergaul dengan dunia luar bukan pula solusinya, karena mereka akan jadi pribadi
yang introvert tidak pandai bersosialisasi. Melarang mereka untuk tidak
mengikuti arus teknoligi saat ini juga gak mungkin sedangkan dunia sekarang
dipegang dalam satu genggaman. Stres gak bun ? Trus ada gak solusinya ? Tenang
bun, jangan stres mikirin anak-anak kita. Mereka adalah amanah dari Allah yang
harus kita rawat dan jaga betul. Sesungguhnya Islam mempunyai solusi yang
hakiki bagi kerusakan yang terjadi saat ini bun. Islam bukanlah sekedar agama
yang mengatur masalah ibadah saja. Namun Islam juga sebagai Ideologi dengan
seperangkat aturannya. Islam memberikan gambaran bahwa generasi yang
berkualitas adalah generasi yang memiliki keimanan yang kuat. Dari keimanan
tersebut mendorong untuk mengkaji sebuah ilmu dan mengembangkannya menjadi
teknologi yang bermanfaat bagi umat. Untuk membentuk generasi yang berkualitas
seperti ini tentu memerlukan peran seorang ibu yang cerdas. Cerdas yang
dimaksud dalam Islam adalah seseorang yang orientasi hidupnya tidak sekedar
mengejar sukses dunia namun juga sukses akhirat. Sehingga seorang ibu cerdas
tidak hanya mengarahkan anaknya untuk sukses secara dunia atau pintar secara
akademis. Namun juga mampu membentuk putra-putrinya untuk memiliki keimanan
yang kuat. Karena mereka sadar suatu saat nanti akan dihisab di akhirat.
Ne bun ada gambaran ibu cerdas yang mencetak generasi
berkualitas yang saya ambil dari websitenya muslimahtimes.com, yuk bun kita
belajar sama-sama :
1. Memiliki
keimanan dan kepribadian Islam.
Dengan keimanan
yang kokoh, maka seorang ibu akan mendidik putra-putrinya sejak dini dengan
pendidikan Islam. Mengajarkan dibalik adanya alam semesta, dunia dan kehidupan
ini ada Al-khaliq (sang Pencipta) dan al-mudabbir (sang pengatur) kepada
anak-anak. Dengan demikian seiring berjalannya waktu anak-anak akan memahami
hakikat tujuan hidup. Seorang ibu cerdas juga akan berkepribadian Islam dan hal
ini akan di contoh oleh anak-anaknya. Sebagai contoh ketika bertindak dalam
kehidupan sehari-hari, seorang ibu cerdas akan menyelesaikannya dengan pola
pikir dan pola sikap yang Islami sesuai dengan keimanan yang dimilikinya. Hal
ini dilakukan oleh seorang ibu yang memahami bahwa anak adalah amanah dari
Allah Swt. Maka tugas seorang ibu adalah mengarahkan anak-anaknya untuk tunduk
pada aturan sang Pencipta.
2.
Memiliki kesadaran untuk mengarahkan anaknya sebagai aset yang berguna untuk
umat.
Seorang ibu cerdas tidak hanya memikirkan dirinya sendiri dalam mendidik anak.
Artinya seorang ibu tidak hanya berfikir bahwa kesuksesan mendidik anak dinilai
dari suksesnya kehidupan anak dalam mencukupi kebutuhan hidupnya dan bisa
merawat orang tuanya di masa senja. Ibu cerdas tidak akan mendidik seperti itu
saja namun jauh lebih besar dari pada hanya demikian, dengan mengarahkan anak
agar mampu melakukan amar makruf nahiy munkar di tengah-tengah masyarakat dan
berjuang agar hukum Allah ditegakkan dalam masyarakat.
3. Memiliki pengetahuan dan penguasaan tentang konsep pendidikan
anak.
Seorang ibu
cerdas tidak hanya sekedar memberi makan agar anaknya tumbuh dan berkembang.
Akan tetapi seorang ibu cerdas memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang
anak, cara mengolah potensi anak agar bermanfaat karena setiap anak punya
potensi yang tidak sama, serta memahami kondisi anak-anak mereka secara fisik
maupun naluri.
Waah, gak mudah
ya bun untuk bisa merealisasikan hal tersebut di atas. Tapi bun, walaupun susah
kita harus tetap berusaha untuk teruuuus belajar dan jangan hanya berdiam diri
saja. Kita harus membina diri kita, membina agar menjadi seorang ibu dan emak yang
hebat. Marilah bersama bun mengkaji Islam agar
anak-anak kita suatu saat nanti akan bermanfaat dalam membangun sebuah peradaban
yang mulia, dan peradaban itu adalah peradaban Islam yang akan membawa rahmatan
lil’alamiin. InsyaAllah bun ya.....